158. CIRI-CIRI SHALAT YANG KHUSYUK
Kajian Wanita Kitab Al-Wabilush Shayyib
Pasal: Hadirnya hati saat melaksanakan shalat
Jika seorang hamba melaksanakan shalat, maka syaithan tidak suka kepadanya karena harnba itu sedang melaksanakan ibadah yang paling agung, paling dekat, paling kasar terhadap syaithan dan sangat keras terhadapnya. Syaithan akan berusaha sekuat tenaga agar hamba ini tidak melaksanakan shalat, bahkan syaithan senantiasa memberikan angan-angan dan menjadikannya lupa. Syaithan juga mengirim kepadanya pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki sampai hamba ini memandang remeh perintah shalat dan menggampangkannya lalu pada akhirnya ia meninggalkannya.
Apabila syaithan tidak mampu rnempengaruhinya dengan cara ini dan hamba itu tetap melaksanakan shalatnya, maka syaithan akan kembali datang dan membisikkan dalam pikirannya, membuat penghalang antara ia dan hatinya, menjadikan hamba itu ingat dengan apa-apa yang sebenarnya ia tidak ingat sebelum melaksanakan shalat. Bahkan bisa jadi hamba itu lupa terhadap sesuatu atau hajat sehingga ia berputus asa darinya, maka syaithan akan mengingatkannya pada saat shalat agar syaithan menyibukkan hatinya dengan hajatnya itu dan menjauhkannya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang yang mengerjakan shalat tanpa menghadirkan hatinya maka ia tidak akan memperoleh kesejahteraan dan keberkahan dari-Nya serta kedekatan dengan-Nya. Orang seperti ini tidak akan memperoleh seperti apa yang diperoleh oleh orang yang menghadap kepada Rabb-nya dengan hati yang hadir dalam melaksanakan shalat. Orang seperti ini juga akan keluar dari shalatnya seperti orang yang melaksanakannya dengan kesalahan-kesalahannya, dosa-dosanya dan belum mendapatkan keringanan dari kesalahan dan dosanya dengan shalat yang ia laksanakan karena shalat hanya akan menghapuskan dosa orang yang melaksanakan, hak-haknya, khusyu' dan berdiri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan hati yang hadir.
Seperti inilah apabila hamba berpaling dari shalatnya, ia akan mendapatkan kesembronoan dalam jiwanya dan merasakan beban berat diletakkan di atasnya. Sementara orang yang hatinya hadir dalam melaksanakan shalat akan mendapatkan kesungguhan, kesenangan, kelapangan, sampai ia berharap bahwa ia belum keluar dari shalatnya karena shalat merupakan penyejuk mata dan jiwanya, Surga bagi hatinya, dan tempat peristirahatannya di dunia. Ia akan senantiasa seperti berada dalam sebuah penjara dan kesempitan sampai ia memasukinya, maka ia beristirahat dengannya, bukan darinya. Orang-orang yang mencintai (Allah) berkata, "Kami melaksanakan shalat dan kami menenangkan jiwa kami dengan shalat,"
view more