Fluent Fiction - Indonesian: Coffee Shop Blunders: Budi's Splashy Dilemma
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.org/coffee-shop-blunders-budis-splashy-dilemma
Story Transcript:
Id: Di sebuah sudut kota yang ramai, terdapat warung kopi kecil yang selalu penuh dengan suara canda tawa.
En: In a busy corner of the city, there was a small coffee shop that was always filled with the sounds of laughter and chatter.
Id: Warung kopi itu adalah tempat favorit Budi untuk menghabiskan waktu.
En: This coffee shop was Budi's favorite place to spend time.
Id: Suatu hari, seperti biasa, Budi duduk di warung kopi itu.
En: One day, as usual, Budi sat in the coffee shop.
Id: Dia tidak sendiri, karena hari itu temannya, Joko dan Siti, juga hadir.
En: He wasn't alone because on that day, his friends, Joko and Siti, were also there.
Id: Budi memiliki perasaan khusus kepada Siti.
En: Budi had special feelings for Siti.
Id: Dia selalu berusaha mencari perhatian Siti.
En: He always tried to get her attention.
Id: Budi berpikir, "Hari ini adalah hari yang tepat untuk menunjukkan kesan yang baik kepada Siti.
En: Budi thought, "Today is the perfect day to make a good impression on Siti."
Id: "Saat itu langit biru terlihat cerah, angin berhembus sepoi-sepoi membawa aroma kopi yang menenangkan.
En: At that moment, the blue sky looked clear, a gentle breeze carried the soothing aroma of coffee.
Id: Warung kopi itu dipenuhi dengan hiruk pikuk orang-orang yang berbicara dan tertawa.
En: The coffee shop was filled with the hustle and bustle of people talking and laughing.
Id: Budi, dengan semangat yang besar, memesan kopi kesukaannya dan mulai bercerita dengan penuh gaya di depan Siti.
En: With great enthusiasm, Budi ordered his favorite coffee and began to tell a story with flair in front of Siti.
Id: Siti terlihat tertarik dengan cerita Budi.
En: Siti seemed interested in Budi's story.
Id: Dia tersenyum padanya.
En: She smiled at him.
Id: Budi merasa hari itu adalah hari keberuntungannya.
En: Budi felt that day was his lucky day.
Id: Dia mulai bercerita dengan lebih lepas, lengkap dengan gerakan tangan yang ekspresif.
En: He began to tell his story more freely, complete with expressive hand gestures.
Id: Namun, tak disangka, sebuah gerakan tangan Budi yang terlalu lebar tanpa sengaja menabrak cangkir kopi di meja.
En: However, unexpectedly, Budi's overly wide hand movement accidentally knocked over the coffee cup on the table.
Id: Seketika, kopi itu tumpah dan tumpahan kopi itu membasahi pakaian Budi.
En: Instantly, the coffee spilled and soaked Budi's clothes.
Id: Celana Budi basah dan dia merasa panas dan malu.
En: His pants were wet, and he felt hot and embarrassed.
Id: "Budi, hati-hati!
En: "Budi, be careful!"
Id: " teriak Joko sambil mencoba membantu mengelap tumpahan kopi itu.
En: Joko shouted, trying to help wipe up the spilled coffee.
Id: Siti, meskipun terkejut, tidak bisa menahan tawa melihat kejadian itu.
En: Siti, although surprised, couldn't hold back her laughter at the sight.
Id: Budi merasa malu, tetapi dia cepat-cepat menenangkan diri.
En: Budi felt embarrassed, but he quickly composed himself.
Id: Dia mengambil tisu dan mulai membersihkan celananya.
En: He took some tissue and began to clean his pants.
Id: Siti membantu Joko memberikan tisu tambahan.
En: Siti helped Joko by giving more tissue.
Id: Budi tersenyum, "Terima kasih, Siti dan Joko.
En: Budi smiled, "Thank you, Siti and Joko.
Id: Aku baik-baik saja.
En: I'm fine."
Id: "Setelah kejadian itu, mereka bertiga kembali tertawa.
En: After that incident, the three of them laughed again.
Id: Meskipun Budi tidak berhasil membuat kesan yang diinginkan kepada Siti, namun kejadian itu justru membuat mereka lebih dekat.
En: Although Budi didn't succeed in creating the impression he wanted on Siti, the incident actually brought them closer together.
Id: Budi belajar bahwa terkadang kegagalan bisa menjadi awal dari sesuatu yang indah.
En: Budi learned that sometimes failure can be the beginning of something beautiful.
Id: Mereka bertiga lalu melanjutkan obrolan mereka dan menikmati sore yang hangat bersama kopi yang sedap.
En: The three of them continued their conversation and enjoyed the warm afternoon with delicious coffee.
Id: Keakraban mereka bertambah, dan Budi sadar bahwa tidak perlu berusaha terlalu keras untuk mengesankan orang lain.
En: Their bond grew stronger, and Budi realized that there was no need to try too hard to impress others.
Id: Yang terpenting adalah menjadi diri sendiri.
En: The most important thing was to be himself.
Id: Hari itu berakhir dengan senyum dan tawa.
En: That day ended with smiles and laughter.
Id: Meskipun awalnya tidak sesuai rencana, Budi merasa senang karena ia dan Siti telah menjadi lebih dekat.
En: Despite not going as planned at first, Budi felt happy because he and Siti had gotten closer.
Id: Budi berjanji, lain kali ia akan lebih hati-hati, tetapi ia tidak akan berhenti mencoba untuk menjadi yang terbaik.
En: Budi promised to be more careful next time, but he wouldn't stop trying to be the best he could be.
Id: Dan di warung kopi kecil itu, persahabatan mereka bertiga semakin erat.
En: And in that small coffee shop, their friendship grew stronger.
Id: Kisah kopi tumpah itu akan menjadi cerita yang mereka ingat dan tertawa bersama dalam waktu yang lama.
En: The story of the spilled coffee would become a memory they would remember and laugh about for a long time.
Vocabulary Words:
- small: kecil
- coffee: kopi
- shop: warung
- filled: penuh
- laughter: tawa
- chatter: canda
- favorite: favorit
- spend: menghabiskan
- time: waktu
- friends: teman
- special: khusus
- feelings: perasaan
- attention: perhatian
- impression: kesan
- blue: biru
- clear: cerah
- gentle: sepoi-sepoi
- breeze: angin
- soothing: menenangkan
- aroma: aroma
- hustle: hiruk pikuk
- bustle: keramaian
- people: orang-orang
- talking: berbicara
- laughing: tertawa
- enthusiasm: semangat
- order: memesan
- story: cerita
- accidentally: tanpa sengaja
- knocked: menabrak