Fluent Fiction - Indonesian: Silent Solace: A Serendipitous Encounter at Jakarta Cathedral
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.org/silent-solace-a-serendipitous-encounter-at-jakarta-cathedral
Story Transcript:
Id: Di tengah musim kemarau di Jakarta, Adi berdiri di depan Katedral Jakarta.
En: In the midst of the dry season in Jakarta, Adi stood in front of the Jakarta Cathedral.
Id: Gedung ini megah dengan arsitektur neo-gotik, penuh dengan ukiran rumit dan suasana yang tenang. Tempat ini menjadi saksi bisu dari banyak cerita manusia.
En: This majestic building with its neo-gothic architecture, filled with intricate carvings and a serene atmosphere, was a silent witness to many human stories.
Id: Adi adalah seorang arsitek muda yang menyukai bangunan bersejarah.
En: Adi was a young architect with a passion for historic buildings.
Id: Namun, hatinya sedang rapuh.
En: However, his heart was fragile.
Id: Dia baru saja kehilangan seseorang yang sangat berharga.
En: He had just lost someone very dear to him.
Id: Hari itu, Adi datang ke katedral untuk mencari ketenangan dan inspirasi.
En: That day, Adi went to the cathedral seeking solace and inspiration.
Id: Dia mengeluarkan buku sketsanya dan mulai menggambar detail ukiran di pintu besar katedral.
En: He took out his sketchbook and began drawing the details of the carvings on the grand door of the cathedral.
Id: Di dalam katedral, Sari sedang mengatur beberapa buku doa.
En: Inside the cathedral, Sari was arranging some prayer books.
Id: Dia seorang guru sekolah yang juga menjadi sukarelawan di katedral.
En: She was a school teacher who also volunteered at the cathedral.
Id: Belakangan ini, Sari bingung dengan masa depannya.
En: Lately, Sari had been confused about her future.
Id: Dia mendapat tawaran mengajar di luar negeri, tetapi belum yakin apakah harus meninggalkan Jakarta.
En: She had received an offer to teach abroad but was unsure about leaving Jakarta.
Id: Ketika Sari melihat Adi duduk di bangku taman dengan serius menggambar, dia merasa penasaran.
En: When Sari saw Adi sitting on a bench in the garden, seriously sketching, she felt curious.
Id: Walaupun dia melihat ada kesedihan di mata Adi, Sari ragu apakah harus mendekatinya.
En: Although she saw sadness in Adi's eyes, she hesitated about approaching him.
Id: Tapi akhirnya, Sari memutuskan untuk menyapa.
En: But finally, Sari decided to say hello.
Id: "Hai, kamu sering menggambar di sini?" tanya Sari sambil tersenyum.
En: “Hi, do you often sketch here?” Sari asked with a smile.
Id: Adi terkejut, tapi kemudian dia balas tersenyum.
En: Adi was surprised, but then he smiled back.
Id: "Tidak, ini pertama kali. Saya mencari inspirasi di sini," jawabnya dengan suara pelan.
En: “No, this is my first time. I’m looking for inspiration here,” he replied softly.
Id: Sari duduk di sebelah Adi.
En: Sari sat down next to Adi.
Id: Keheningan tercipta beberapa saat, sebelum akhirnya Sari bercerita tentang kebiasaannya menjadi sukarelawan di katedral dan rasa bingungnya dengan tawaran kerja di luar negeri.
En: A silence fell for a moment, before Sari finally started talking about her routine of volunteering at the cathedral and her confusion over the job offer abroad.
Id: Adi mendengarkan dengan seksama, dan tanpa ia sadari, dirinya pun mulai bercerita tentang kehilangan yang ia alami.
En: Adi listened attentively, and before he realized it, he began to share about his loss.
Id: Dia menceritakan betapa sulitnya fokus pada pekerjaannya sebagai arsitek.
En: He talked about how difficult it was to focus on his work as an architect.
Id: Mereka berdua saling mendengarkan, tanpa merasa terbebani untuk memberi solusi.
En: They both listened to each other, without feeling the pressure to provide solutions.
Id: "Kadang-kadang, kita tidak butuh solusi. Hanya butuh didengar," kata Sari lembut.
En: “Sometimes, we don’t need solutions. We just need to be heard,” Sari said gently.
Id: Kata-kata Sari memberi Adi perasaan hangat.
En: Sari’s words gave Adi a warm feeling.
Id: "Benar. Aku menemukan ketenangan setelah berbicara denganmu," kata Adi.
En: “True. I found peace after talking to you,” Adi said.
Id: Percakapan itu memberikan kenyamanan yang tak terduga bagi keduanya.
En: That conversation brought unexpected comfort to both of them.
Id: Dalam suasana katedral yang khusyuk dan angin yang bertiup lembut, Adi merasa mendapatkan inspirasi baru.
En: In the solemn surroundings of the cathedral and the gentle breeze, Adi found new inspiration.
Id: Dia sadar bahwa kehilangan adalah bagian dari hidup, dan dirinya harus melanjutkan hidup dengan semangat baru.
En: He realized that loss is a part of life, and he needed to continue living with a renewed spirit.
Id: Sementara itu, Sari merasa lebih yakin tentang keputusan yang harus diambil.
En: Meanwhile, Sari felt more confident about the decision she had to make.
Id: Dia menyadari bahwa takdirnya tak tergantung pada tempat, tapi pada niat dan dedikasinya.
En: She realized that her destiny didn’t depend on the place, but on her intentions and dedication.
Id: Mereka berdua kemudian berdiri dan melanjutkan aktivitas masing-masing.
En: They both then stood up and continued their activities.
Id: Adi menutup buku sketsanya dengan senyum di wajah, merasa lebih ringan.
En: Adi closed his sketchbook with a smile on his face, feeling lighter.
Id: Sari kembali ke dalam katedral dengan hati yang lebih tenang.
En: Sari returned inside the cathedral with a calmer heart.
Id: Hari itu di Katedral Jakarta telah membawa perubahan bagi Adi dan Sari.
En: That day at the Jakarta Cathedral brought about a change for Adi and Sari.
Id: Adi mulai menyembuhkan luka kehilangan dan menemukan tujuan baru dalam hidupnya.
En: Adi began to heal from his loss and found a new purpose in life.
Id: Sari mendapatkan kepercayaan diri untuk menghadapi masa depannya, apapun yang akan dihadapinya nanti.
En: Sari gained the confidence to face her future, no matter what lies ahead.
Id: Katedral itu, dengan semua keagungannya, telah menjadi saksi dari sebuah pertemuan yang tak terduga namun penuh makna.
En: The cathedral, with all its grandeur, had become a witness to an unexpected yet meaningful encounter.
Id: Akhir cerita itu memberikan pelajaran penting: kadang-kadang, tempat yang tenang dan percakapan dari hati dapat memberikan kejelasan dan ketenangan yang dibutuhkan dalam hidup kita.
En: The end of this story delivers an important lesson: sometimes, a quiet place and a heartfelt conversation can provide the clarity and peace we need in our lives.
Vocabulary Words:
- midst: tengah
- majestic: megah
- neo-gothic: neo-gotik
- intricate: rumit
- serene: tenang
- witness: saksi
- fragile: rapuh
- solace: ketenangan
- sketchbook: buku sketsa
- grand: besar
- arranging: mengatur
- volunteered: sukarelawan
- abroad: luar negeri
- hesitated: ragu
- approaching: mendekati
- smile: senyuman
- silence: keheningan
- confusion: rasa bingung
- attentively: dengan seksama
- focus: fokus
- pressure: tekanan
- solutions: solusi
- gently: lembut
- unexpected: tak terduga
- solemn: khusyuk
- realized: sadar
- purpose: tujuan
- confident: percaya diri
- dedication: dedikasi
- clarity: kejelasan