Fluent Fiction - Indonesian: Sambal Stains & Friendly Teases
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.org/sambal-stains-friendly-teases
Story Transcript:
Id: Di sebuah sudut kota yang ramai, terdapat warung kecil yang cozy, dikenal karena sambalnya yang pedas.
En: In a bustling corner of the city, there was a small, cozy eatery known for its spicy sambal.
Id: Budi, Anita, dan Dewi adalah tiga sahabat yang tak pernah melewatkan kesempatan untuk mampir ke warung favorit mereka setiap sore.
En: Budi, Anita, and Dewi were three friends who never missed a chance to stop by their favorite eatery every afternoon.
Id: Meski warung itu tak terlalu besar, ia memiliki pesona yang membuat siapapun merasa seperti di rumah sendiri.
En: Although the eatery was not very big, it had a charm that made everyone feel at home.
Id: Pada suatu hari yang cerah, Budi duduk dengan santai sembari memakai celana putih kesayangannya.
En: On a bright day, Budi sat casually wearing his favorite white pants.
Id: Anita sedang asik mengobrol dengan Dewi tentang pertandingan sepak bola yang baru saja mereka saksikan.
En: Anita was engrossed in a conversation with Dewi about a recent soccer match they had watched.
Id: Keakraban mereka nyata terasa, seolah tiada apa pun yang bisa merusak hari cerah itu.
En: Their closeness was palpable, as if nothing could ruin that sunny day.
Id: Namun, takdir berkata lain.
En: But fate had other plans.
Id: Budi yang selalu percaya diri dengan keahliannya meracik sambal, tanpa sengaja tumpahkan sambal itu tepat di atas pahanya.
En: Budi, always confident in his ability to make sambal, accidentally spilled it right on his thigh.
Id: Warung yang semula dipenuhi obrolan dan tawa, tiba-tiba sunyi.
En: The eatery, once filled with chatter and laughter, suddenly fell silent.
Id: Mata semua orang tertuju pada noda sambal merah yang mencolok di celana Budi.
En: All eyes were on the conspicuous red sambal stain on Budi's pants.
Id: Anita tak bisa menahan diri, ia terkekeh kecil yang segera berubah menjadi tawa terbahak.
En: Anita couldn't help it and let out a small giggle, which soon turned into hearty laughter.
Id: Budi merasa malu, tapi ia mencoba untuk tetap tenang.
En: Budi felt embarrassed, but he tried to remain calm.
Id: Dewi, yang selalu termotivasi untuk membantu, segera mencari tisu dan air untuk membersihkan noda tersebut.
En: Dewi, always motivated to help, quickly fetched tissue and water to clean the stain.
Id: Anita, menyadari bahwa tawanya telah membuat Budi semakin tidak nyaman, berusaha menenangkannya dengan mengatakan bahwa itu hanya kecelakaan kecil yang bisa terjadi pada siapa saja.
En: Anita, realizing that her laughter had made Budi more uncomfortable, tried to reassure him by saying that it was just a small accident that could happen to anyone.
Id: Sementara Dewi sibuk membersihkan, Anita mulai menceritakan kisah lucu tentang dirinya yang pernah mengalami hal serupa.
En: While Dewi was busy cleaning, Anita began recounting a funny story about her own similar mishap.
Id: Perlahan, suasana kembali menghangat.
En: Slowly, the atmosphere warmed up again.
Id: Budi, yang awalnya kaku, akhirnya bisa tertawa bersama mereka.
En: Budi, initially stiff, finally managed to laugh with them.
Id: Dengan bantuan Dewi dan sedikit humor dari Anita, celana Budi pun berhasil dibersihkan, walaupun masih ada sedikit noda yang tersisa sebagai kenangan dari kejadian itu.
En: With Dewi's help and a little humor from Anita, Budi's pants were finally cleaned, although a small stain remained as a reminder of the incident.
Id: Mereka meneruskan sore dengan penuh tawa dan canda, menyantap hidangan warung yang lezat.
En: They continued the evening full of laughter and jokes, enjoying the delicious fare from the eatery.
Id: Malam itu, mereka meninggalkan warung dengan perut kenyang dan hati yang hangat.
En: That night, they left the eatery with full stomachs and warm hearts.
Id: Budi, Anita, dan Dewi sadar bahwa kejadian sambal di celana bukan apa-apa dibandingkan dengan persahabatan yang mereka miliki.
En: Budi, Anita, and Dewi realized that the sambal incident was nothing compared to the friendship they shared.
Id: Konflik kecil tadi bukan hanya memberikan mereka alasan untuk tertawa, tapi juga memperkuat ikatan di antara mereka.
En: The small conflict not only gave them a reason to laugh, but also strengthened their bond.
Id: Dan, Budi berjanji pada diri sendiri, lain kali ia akan lebih berhati-hati saat bermain dengan sambal.
En: And Budi promised himself that next time he would be more careful when handling sambal.
Id: Namun, terlebih dari itu, ia beruntung karena memiliki teman-teman seperti Anita dan Dewi, yang bisa tertawa di saat yang kurang menyenangkan dan bersama-sama menjadikannya sebuah kenangan yang tak akan pernah dilupakan.
En: However, more than that, he was lucky to have friends like Anita and Dewi, who could laugh in unpleasant situations and turn them into unforgettable memories together.
Vocabulary Words:
- bustling: ramai
- cozy: nyaman
- eatery: warung
- spicy: pedas
- sambal: sambal
- never missed: tak pernah melewatkan
- stop by: mampir
- favorite: favorit
- every afternoon: setiap sore
- char: pesona
- feel at home: merasa seperti di rumah sendiri
- casually: dengan santai
- engrossed: asik
- conversation: obrolan
- recent: baru saja
- soccer match: pertandingan sepak bola
- palpable: nyata terasa
- ruin: merusak
- fate: takdir
- accidentally: secara tidak sengaja
- spilled: tumpahkan
- thigh: paha
- chatter: obrolan
- laughter: tawa
- conspicuous: mencolok
- stain: noda
- couldn't help it: tak bisa menahan diri
- giggle: terkekeh kecil
- heart laughter: tawa terbahak
- embarrassed: merasa malu